APSI E - ETS
Analisis
dan Perancangan Sistem Informasi (E)
Kalyana
Putri Al Kanza
5025211137
6. Dalam aplikasi HRD , apa saja yang menjadi kebutuhan aplikasi sistem informasinya?
- Pengelolaan
rekruitmen. Aplikasi HRD harus mampu menyeleksi calon karyawan secara efektif
dan efisien agar mendapatkan karyawan yang berkualitas ke dalam organisasi.
- Pengelolaan data
karyawan. Aplikasi HRS harus bisa menyimpan data-data karyawan yang dibutuhkan
organisasi dalam memonitor kinerja karyawan dan mengelola kepegawaian, seperti
informasi personal, riwayat pendidikan dan pekerjaan, data keluarga, data
pekerjaan, dan data sertifikasi.
- Pelatihan dan
pengembangan karyawan. Aplikasi HRD harus mampu mengelola program pelatihan dan
pengembangan karyawan yang dapat meningkatkan keterampilan karyawan semaksimal
mungkin untuk kepentingan organisasi.
- Pengelolaan
kontrak kerja. Aplikasi HRD harus dapat mengelola dan memantau kontrak kerja
karyawan dengan memperhatikan hubungan yang baik antara organisasi dan
karyawan.
- Pengelolaan cuti
dan absen. Aplikasi HRD harus dapat mengelola sistem cuti dan absen karyawan
secara akurat, dengan cara mencatat absensi harian serta ajuan cuti karyawan.
- Pengelolaan gaji
karyawan. Aplikasi HRD harus mampu menghitung, memotong, dan membayar gaji dan
bonus karyawan, serta mengelola tunjangan pensiun karyawan.
- Pengelolaan
capaian dan kinerja karyawan. Aplikasi HRD harus mampu mengevaluasi kinerja
karyawan secara akurat agar dapat memutuskan promosi maupun pemecatan karyawan.
-
Pengelolaan
fasilitas karyawan. Aplikasi HRD harus dapat mengelola fasilitas yang didapat
karyawan, seperti asuransi jiwa, asuransi kesehatan, hingga program pensiun.
-
Pengelolaan
hukum dan disiplin. Aplikasi HRD harus mampu mengelola dan memantau tata tertib
dalam organisasi, menjaga disiplin karyawan di lingkungan kerja, serta
memberikan sanksi yang tepat.
7. Sebutkan dan jelaskan komponen sistem informasi
-
Input, yaitu
data yang masuk ke dalam sistem informasi .
-
Model, yaitu
kombinasi prosedur, logika dan model matematika yang memproses data yang
tersimpan di basis data dengan cara yang sudah di tentukan untuk menghasilkan
keluaran yang diinginkan.
-
Output, yaitu hasil
informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua tingkatan
manajemen serta semua pemakai sistem.
- Teknologi, yaitu
alat dalam sistem informasi, teknologi digunakan dalam menerima input,
menjalankan model, menyimpan dan mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan
output dan memantau pengendalian sistem.
-
Basis data,
yaitu kumpulan data yang saling berhubungan yang tersimpan di dalam komputer
dengan menggunakan software database.
-
Kontrol, yaitu
komponen yang mengendalikan gangguan terhadap sistem informasi.
8. Deskripsikan karakteristik pekerjaan Analyst, dan kemampuan/ skill apa yang harus dimiliki oleh seorah Analyst Sistem Informasi
- Analisis. Analyst
sistem informasi harus memiliki kemampuan memahami informasi serta
mengidentifikasi dan menganalisis masalah untuk merancang solusi yang tepat dan
efektif.
-
Teknis. Analyst
sistem informasi harus memiliki pengetahuan teknis, baik mengenai sistem
informasi maupun teknologi (di antaranya bahasa pemrograman, database, dan
jaringan komputer) yang digunakan oleh organisasi.
-
Komunikasi.
Analyst sistem informasi harus memiliki kemampuan komunikasi yang efektif dan
efisien, di antaranya mampu mendengarkan, memahami kebutuhan stakeholder, serta
memberikan solusi secara detail dan jelas.
- Bekerja dalam
tim. Analyst sistem informasi harus dapat bekerja sama dan berkolaborasi dengan
berbagai pihak, termasuk developer, manajer, dan user.
- Manajemen
proyek. Analyst sistem informasi harus dapat memimpin, mengorganisasi,
memantau, dan mengontrol keseluruhan proyek.
- Manajemen waktu.
Analyst sistem informasi harus dapat mengatur jadwal dan timeline berdasarkan
prioritas dalam tugas-tugas yang kompleks serta tuntutan proyek dan deadline.
- Kreatif. Analyst
sistem informasi harus dapat memberikan solusi yang kreatif dalam menghadapi
tantangan bisnis.
9. Sebutkan tahapan pembangunan aplikasi sistem informasi. Apa saja output dari masing-masing tahapan?
- Analisis
kebutuhan. Di tahap ini, dilakukan wawancara dan diskusi dengan pihak-pihak
terkait untuk menganalisis kebutuhan sistem yang akan dibangun. Outputnya
berupa dokumen analisis kebutuhan yang berisikan spesifikasi kebutuhan-kebutuhan,
baik fungsional maupun non-fungsional, dari sistem.
- Perancangan atau
desain. Di tahap ini, dilakukan perancangan sistem berdasarkan hasil analisis
kebutuhan. Outputnya berupa dokumen desain sistem, yang berisikan rancangan
ui/ux, arsitektur sistem, serta spesifikasi teknis.
-
Implementasi. Di
tahap ini, dilakukan implementasi dan pengembangan sistem berdasarkan rancangan
yang telah dibuat. Outputnya berupa kode program dan database sistem.
- Pengujian. Di
tahap ini, dilakukan pengujian sistem untuk memastikan sistem telah memenuhi
kebutuhan dan spesifikasi yang diperlukan. Outputnya berupa dokumen pengujian,
yang berisikan laporan hasil evaluasi pengujian sistem.
- Peluncuran. Di
tahap ini, dilakukan peluncuran sistem yang telah lulus pengujian untuk
digunakan oleh user. Outputnya berupa sistem yang telah diluncurkan dan siap
digunakan.
- Pemeliharaan. Di
tahap ini, dilakukan pemeliharaan sistem serta perbaikan bug yang ditemukan
oleh user. Outputnya berupa laporan pemeliharaan, yaitu catatan mengenai
pemeliharaan sistem yang telah dilakukan.
10. Apa yang disebut dengan studi kelayakan? Mengapa diperlukan sebelum membangun aplikasi, jelaskan sertai contoh.
Feasibility Study atau studi kelayakan adalah sebuah survei mengenai ketersediaan dan persediaan akan keunggulan dan kelemahan suatu sistem. Studi kelayakan dilakukan dengan survei yang menghasilkan dokumen-dokumen kebutuhan.
Studi kelayakan diperlukan sebelum membangun aplikasi karena dapat mengukur apakah hasil dari proyek dapat memberikan manfaat yang cukup besar bagi organisasi dengan memperhitungkan aspek ekonomi, teknis, sosial, operasional, dan hukum, dapat membantu pengambilan keputusan mengenai apakah proyek layak dilakukan atau tidak, dapat mengidentifikasi risiko-risiko terkait proyek, serta dapat memastikan bahwa proyek dilakukan secara efektif dan efisien.
Contoh studi kelayakan, misalnya dalam mendirikan
usaha kuliner. Perlu dilakukan studi kelayakan meliputi analisis pasar, analisis
manfaat ekonomi, perencanaan biaya, ketersediaan dan keterampilan sumber daya,
serta kemungkinan perkembangan usaha. Dilakukan juga pengukuran risiko dalam
pendirian usaha, seperti kemungkinan usaha sepi pelanggan di hari-hari
tertentu. Berdasarkan hasil studi kelayakan, dapat menentukan apakah proyek
tersebut layak dilakukan atau tidak.
Comments
Post a Comment